AIR BORNE DISEASE
SARS
A. DEFINISI
SARS adalah sindrom pernapasan akut berat yang merupakan penyakit infeksi pada jaringan paru manusia yang penyebabnya adalah Coronavirus (suatu “single-stranded enveloped RNA virus”).
SARS Pertama kali ditemukan di Provinsi Guang Dong, Cina pada bulan November tahun 2002 sampai bulan Februari 2003. Menyebar ke Hongkong,Vietnam dan Thailand. Sementara itu, di Indonesia sendiri, menurut data terakhir Badan Kesehatan Dunia (WHO) baru ditemukan 7 kasus suspect, 2 kasus probable, dan belum ada satu pun kasus kematian akibat penyakit ini (WHO, 21 Juli 2006).
UPI (United Press International), tanggal 11 Januari 2004, melaporkan seorang pria umur 35 tahun bekerja sebagai reporter TV freelance di Guangdong dan seorang waitress berumur 20 tahun masuk rumah sakit dengan diagnose suspect SARS atau tanda-tanda gangguan pernafasan berat yang terjadi secara akut.
B. EPIDEMIOLOGI
Penyebaran SARS diketahui melalui kontak langsung dengan penderita. Ludah, dahak dan cairan yang dikeluarkan saat bersin, dan aliran nafas merupakan media penularan. Para peneliti menemukan bahwa penyebabnya adalah sejenis virus yang termasuk dalam kelompok virus corona penyebab influensa biasa.
Sejak diketahui pertama kali di Guangdong akhir November 2002, dalam dua bulan SARS menyebar ke berbagai kota di China bahkan sampai ke negara-negara yang jauh dari daratan China, seperti Canada dan Singapura. Dilaporkan seorang pedagang China dari Hongkong masuk Rumah Sakit Vietnam-France Hospital yang kemudian ternyata menderita SARS dan menjadi pemicu berjangkitnya penyakit ini di Vietnam. Dia terinfeksi oleh seorang dokter dari Guangdong yang menginap bersama satu lantai di Metropole Hotel Hanoi. Dia dan petugas RS tersebut kemudian diteliti oleh DR.Carlo Urbani yang juga terinfeksi dan meninggal karena SARS; selanjutnya Vietnam-France Hospital ditutup sementara untuk investigasi.
Mulanya SARS dilaporkan diderita oleh seorang lelaki yang suka makan dan berburu binatang liar di Guangdong . Penelitian selanjutnya melakukan uji darah terhadap 25 binatang sampel yang ternyata tidak menemukan virus corona. Selanjutnya Kwak Yung Yuen dkk. dari University of Hongkong dapat mengisolasi virus corona dari kotoran hewan dan cairan hidung binatang Paguma larvata sejenis musang Himalaya yang banyak dijual dan dimakan di restoran-restoran di Guangdong. Diperkirakan binatang ini tertular virus influenza dari manusia, mengalami mutasi, kemudian menjadi virulen dan menginfeksi manusia yang memakannya.
Tingkat penyebarannya sangat cepat melalui orang perorang, diperkirakan virus ini mempunyai ke- mampuan luarbiasa yang dapat menulari sekaligus 300 orang lainnya. Gejalanya dapat terlihat dalam waktu relatif pendek dengan masa inkubasi 2-7 hari. SARS pada awalnya mungkin disangka Flu biasa, namun sesudah beberapa hari akan memberat dengan tanda-tanda demam (di atas 38º C) , batuk tanpa dahak, suaram parau, napas pendek, kesulitan bernafas, nyeri dada, nyeri kepala dan memiliki riwayat dalam 7-10 hari bepergian ke daerah endemik (China, Hongkong, Singapura, Vietnam dan Canada) atau kontak dengan penderita SARS.
Virus dapat masuk ke dalam tubuh melalui dinding saluran pernafasan,mukosa mulut dan selaput retina mata.Virus ini menyerang saluran pernafasan manusia dan binatang berdarah panas. Kontak dapat terjadi melalui. dahak dan ingus yang dikeluarkan saat bersin dan batuk. Kondisi berada bersama penderita tanpa pelindung dalam ruang tertutup pada jarak satu meter (3 feet) memungkinkan penularan. Sistim sirkulasi udara (kipas angin), penyejuk udara terpusat (central air condition) dapat mempercepat transmisi virus SARS dari satu ruangan ke ruangan lain.
Prof.Malik Peiris seorang peneliti mikro biologi menyatakan bahwa virus SARS dapat hidup di udara selama beberapa jam dan selama itu pula dapat menyebar melalui kontak jabat tangan, atau menyentuh pegangan tangga putar (elevator) yang sebelumnya dipegang oleh penderita SARS.
Virus SARS juga dapat hidup beberapa hari dalam urin dan faeses penderita. Anggota keluarga dan petugas Rumah Sakit (RS) yang merawat pasien SARS dapat tertular jika tak menggunakan alat pelindung yang memadai.
1. Aspek virologi
· RNA (nucleic acid core)
· tidak diketahui atau kompleks (capsid symmetry)
· ber-envelope (virion : naked atau ber-envelope)
· sitoplasma (site of capsid assembly)
· sensitif (reaksi terhadap eter)
· 80 – 220 nm (diameter virion)
· Coronaviridae (familia)
2. Masa inkubasi
· 2–10 hari
· 1–29 hari
· 1–11 hari
3. Gejala SARS
· panas hebat dalam beberapa hari
· nyeri sendi
· batuk
· pernapasan terganggu
4. Agent
· CORONA VIRUS
§ sekelompok virus yang memiliki mahkota duri yang khas bila dilihat di bawah mikroskop elektron.
§ Merupakan virus dengan organ target yaitu sel epitel pada saluran pernapasan
§ menimbulkan kerusakan alveolus yang lama.
5. Host :
Manusia
6. Environmental :
udara di sekitar kita, tempat fasilitas umum yang banyak orang, alat perkakas rumah tangga, tempat pelayanan kesehatan.
C. ETIOLOGI
Penyebab SARS adalah Corona virus atau Parimoxyviridae virus. Etiologi ini
sebagai temuan awal yang masih memerlukan penelitian lebih lanjut para ahli.
D. DISTRIBUSI PENYAKIT
KLB SARS yang cukup besar terjadi antara bulan November 2002 sampai dengan bulan Juli 2003 di Kanada, Cina (termasuk Hongkong dan Taiwan), Singapura dan Vietnam.
Pada saat itu virus diketahui menyebar ke lebih dari 20 lokasi didunia yaitu di beberapa tempat di Afrika, Amerika, Asia, Australia, Eropa, Timur tengah dan daerah Pasifik. Pada tanggal 5 Juli 2003, WHO melaporkan bahwa tidak ditemukan lagi penularan dari orang ke orang diseluruh wilayah KLB SARS, namun WHO menyarankan agar kegiatan surveilans yang intensif harus dilanjutkan. Dengan kegiatan surveilans yang tetap intensif akan diketahui apakah SARS menjadi endemis disuatu wilayah ataukah tidak, apabila SARS muncul kembali didaerah tersebut akan dengan mudah dan cepat diketahui.
Pada bulan September 2003, di Singapura ditemukan petugas laboratorium positif SARS dengan pemeriksaan PCR. Tiga bulan kemudian kejadian yang sama menimpa petugas laboratorium di Tiapeh (Cina Taiwan). Pada kedua kejadian diatas tidak terjadi penularan yang menimbulkan penderita sekunder.
Kejadian ketiga terjadi di Beijing pada bulan April 2004 menimpa dua orang petugas laboratorium. Seorang petugas laboratorium tersebut sempat menularkan kepada anggota keluarganya dan petugas kesehatan lain sehingga menimbulkan KLB kecil generasi ketiga. Namun KLB ini dapat diatasi oleh otoritas kesehatan Cina.
E. RESERVOIR
Sampai saat ini reservoir virus SARS belum diketahui dengan jelas. Penelitian yang sering dilakukan di Provinsi Guangdong, Cina, coronavirus yang sama ditemukan pada spesies binatang tertentu yang dijual dipasar. Penelitian terus dilakukan.
F. KASUS SUSPECT SARS
Dalam kasus suspek, memenuhi kriteria :
· Demam tinggi (38oC)
· Satu atau lebih gangguan pernafasan :
Ø Batuk, nafas pendek, sulit bernafas
· Satu atau lebih keadaan berikut :
Ø Dalam sepuluh menit sebelum sakit, mempunyai riwayat melakukan kontak erat dengan seorang yang telah didiagnosa SARS.
Ø Dalam sepuluh hari terakhir sebelum sakit, melakukan perjalanan ke suatu tempat yang dilaporkan ada penderita SARS.
G. CONTROL
· Makan makanan yang bergizi
· Istirahat yang cukup
· Olahraga teratur
· Hindari stres karena dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh
· Menghindari tempat2 yang menjadi endemi SARS
· Menjaga selalu kebersihan diri
· Memakai masker jika bepergian atau kontak dengan penderita SARS
H. ELIMINASI
· KPP mengawasi setiap bandara, pelabuhan dan terminal yang ada
· Diisolasi jika positif terkena SARS
· Upaya public awareness melalui upaya advokasi dan sosialisasi, pemantauan atau surveilans kasus secara epidemiologi
· Diterbitkan Poster, Booklet, leaflet dan Flyer (baik untuk jajaran kesehatan kabupaten/kota dan khusus untuk para TKI).
· Dilakukannya pemeriksaan penumpang di bandara pada saat kedatangan (arrival screening) dan saat keberangkatan (pres-departure screening)
· Travel Advisory : penundaan bepergian ke tempat yang endemis SARS
I. PENGOBATAN SUSPECT
· Antibiotic (bila ada radang paru dan atipik)
· Suportif : vitamin C dan b kompleks
· Simtomatik : analgesic, antitusif, mukolitik
· Profilaksis : antibiotik terapeutik dan profilaksis sesuai indikasi
· Penggunaan antivirus (ribavirin). Biasa digunakan untuk infeksi RSV dan HCV
· Pemberian oksigen adekuat
· Kortikosteroid dosis tinggi, untuk mengurangi reaksi radang paru.
DAFTAR PUSTAKA
http://nyomankandun.tripod.com/sitebuildercontent/sitebuilderfiles/sars.pdf
http://www.hdindonesia.com/info-medis/penyakit-yang-ditularkan-lewat-udara
http://www.fk.uwks.ac.id/elib/Arsip/Departemen/Mikrobiologi/vsars-p.pdf